Pengen Cari Batu Bata, Yuk Ke Distributornya

Sejumlah pria tampak repot membenahi batu bata ditepi jalan perdesaan. Sesaat sejumlah pria yang lain tengah masukkan tanah liat yang sudah di campur air ke cetakan dari kayu berwujud sisi empat. Mereka adalah beberapa pengrajin batu bata yang menyebar di beberapa tempat di Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban.

Beberapa pengrajin batu bata menyebar di beberapa tempat di lokasi Mojolaban seperti Desa Wirun serta Klumprit. Tetapi, banyaknya pengrajin batu bata paling banyak di Desa Tegalmade. Mereka hampir saban hari menghasilkan batu bata kala musim kemarau.

Bahan pembuat batu bata yang terbuat dari tanah liat diambil dari sisa-sisa tempat persawahan yang jadi kering sepanjang musim kemarau. Beberapa pengrajin batu bata ambil tanah liat dari tempat persawahan yang menyebar di lokasi itu. “Pembuatan batu bata dapat maksimum cuma kala musim kemarau. Begitu dibutuhkan cahaya matahari kala proses penjemuran, ” kata Yatno, seseorang pengrajin batu bata, kala melakukan perbincangan dengan Solopos. com, Kamis (13/12/2018) .

Proses pembuatan batu bata perlu waktu sehari-dua hari bergantung situasi cuaca. Batu bata dijemur dibawah cahaya matahari sepanjang lebih dari lima jam. Lalu, batu bata diatur rapi serta dibakar memanfaatkan kayu serta gambut sepanjang beberapa saat. Kala proses pembakaran batu bata mesti dinanti biar tdk gosong.

Baca Juga : harga bata merah

Beberapa pengrajin batu bata dapat menghasilkan 150 buah-200 buah /hari. Batu bata itu lalu di jual pada pengepul yang ambil langsung di tempat produksi. Sebuah batu bata di jual Rp450-Rp500. Rata-rata, beberapa pengepul memasok batu bata ke beberapa toko material bangunan di Soloraya.

“Penghasilan tiap bulan tdk menentu. Ya cukuplah buat penuhi keperluan keseharian keluarga dalam rumah, ” tutur ia.

Yatno ceritakan banyaknya pengrajin batu bata yang menyebar di Desa Tegalmade semakin menyusut. Mereka berganti pekerjaan berubah menjadi pedagang atau buka usaha kecil-kecilan sejalan tambah sukar memperoleh tanah liat.

Tidak cuman batu bata, Desa Tegalmade mempunyai beberapa kemampuan yang lain seperti kerajinan batik serta sarung pantai. Mereka gantungkan hidupnya dari membuat kerajinan batik serta sarung pantai itu. Ke-2 produk itu dijual ke sejumlah kota besar seperti Jogja, Semarang, serta Surabaya.

Rata-rata, beberapa pengrajin sarung pantai menjemur kain di gawangan yang terbuat dari kayu di tempat kosong. “Pemerintah mesti memerhatikan nasib beberapa pengrajin sarun pantai biar produknya tdk punah. Jika dapat kemampuan desa ini diciptakan dengan memfasilitasi pemasaran atau pertolongan dana dorongan, ” kata Sarip, seseorang pengrajin sarung pantai.

Modena Teko Ownd Blog's

Find your pleasure

0コメント

  • 1000 / 1000